Bacatrend, Mojokerto – Candi Gentong merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang terletak di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur.

Candi ini diyakini sebagai bagian dari kompleks percandian yang mencerminkan kejayaan Majapahit pada abad ke-13 hingga ke-15.

Penemuan awal Candi Gentong terjadi pada tahun 1907 oleh tim arkeologi Hindia Belanda yang sedang melakukan penelitian di kawasan Trowulan.

Namun, penggalian lebih intensif baru dilakukan pada 1994 hingga 1998, yang mengungkap berbagai artefak seperti keramik Dinasti Yuan dan Ming, fragmen tembikar, mata uang Cina, emas, stupika, dan arca Buddha.

Struktur dan Arsitektur
Candi Gentong memiliki denah bujur sangkar dengan ukuran 23,5 x 23,5 meter dan tinggi 2,45 meter, dengan pintu menghadap ke barat.









Berbeda dengan candi Hindu-Buddha lainnya, Candi Gentong menggunakan bata merah, yang menjadi ciri khas arsitektur Majapahit.

Keunikan lain dari Candi Gentong adalah ditemukannya gentong atau wadah besar di sekitar area candi, yang mengarah pada dugaan bahwa tempat ini digunakan untuk ritual pemurnian atau penyucian sebelum memasuki area suci.

Fungsi dan Makna Religius
Sebagai bagian dari kompleks percandian Majapahit, Candi Gentong diperkirakan memiliki peran penting dalam aktivitas spiritual masyarakat pada masa itu.

Analisis karbon menunjukkan bahwa candi ini dibangun pada tahun 1370, pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, sebagai tempat pelaksanaan upacara Sraddha untuk memperingati meninggalnya Tribuwana Tungga Dewi, ibu dari Hayam Wuruk.

Majapahit dikenal sebagai kerajaan yang menganut sinkretisme, yakni perpaduan antara ajaran Hindu dan Buddha.

Oleh karena itu, candi-candi yang dibangun pada masa itu sering kali mencerminkan pengaruh kedua agama tersebut.

Pelestarian dan Kondisi Saat Ini
Saat ini, Candi Gentong masih dalam tahap pelestarian, meskipun kondisinya tidak sebaik candi-candi lain seperti Candi Tikus atau Candi Bajang Ratu.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa aksesibilitas dan fasilitas di sekitar candi masih perlu diperbaiki agar lebih menarik bagi wisatawan.

Upaya pelestarian yang dilakukan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Timur bertujuan untuk menjaga keaslian struktur candi dan meningkatkan daya tarik wisata budaya di kawasan Trowulan