Bacatrend, SURABAYA — Wakil Wali Kota Surabaya, Armuji, menemukan adanya dugaan campuran dua zat cair berbeda pada bahan bakar jenis Pertalite saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) di SPBU Rajawali, Kecamatan Krembangan.

Temuan ini memunculkan perbedaan hasil dengan pemeriksaan Polda Jawa Timur yang sebelumnya menyatakan Pertalite masih sesuai spesifikasi.

Armuji mengaku turun langsung ke lapangan setelah banyak menerima keluhan warga dan pengemudi ojek online (ojol) yang motornya brebet hingga mogok usai mengisi Pertalite di sejumlah SPBU. Dalam pengecekan di lokasi bersama komunitas ojol, ia menemukan adanya dua lapisan cairan berbeda di tangki motor warga.

“Dari hasil pengecekan, memang terlihat ada dua lapisan cairan berbeda di dalam tangki motor yang baru diisi Pertalite. Ini perlu diselidiki lebih dalam,” ujar Armuji.









Supervisor SPBU Rajawali menyatakan akan meneruskan hasil temuan tersebut kepada manajemen pusat Pertamina untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan.

Desak Pertamina Tanggung Jawab
Armuji juga meminta Pertamina bertindak cepat menindaklanjuti keluhan masyarakat serta memberikan kompensasi bagi warga yang motornya rusak akibat dugaan kualitas BBM tidak sesuai.

“Banyak warga dan pengemudi ojol yang kehilangan pendapatan karena motor mereka rusak. Kalau sudah keluar uang servis ratusan ribu, mestinya ada tanggung jawab dari Pertamina,” tegasnya.

Perwakilan komunitas ojol Surabaya, Daniel Lukas Rorong, menyebut setidaknya ada 25 laporan serupa. “Busi motor berubah kuning dan terlihat dua cairan berbeda di tangki. Kami harap ada pemeriksaan resmi dan transparan,” katanya.

Polda Jatim Nyatakan Pertalite Masih Sesuai Standar
Sementara itu, hasil pemeriksaan laboratorium oleh Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Jatim bersama Pertamina menunjukkan hasil berbeda. Uji sampel dilakukan di SPBU Kebonsari, Surabaya, dengan metode pengecekan tangki pendam dan nozzle dispenser menggunakan pasta air berwarna merah muda.

Kanit I Subdit IV Tipidter Ditreskrimsus Polda Jatim Kompol Putu Angga menegaskan, hasil uji menunjukkan tidak ditemukan campuran air dalam bahan bakar.

“Pertalite yang diambil sampelnya bersih, tidak ada kandungan air. Spesifikasi sesuai dengan standar Pertamina,” ujarnya.

Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, memastikan seluruh proses distribusi dan pengawasan mutu dilakukan sesuai prosedur. “Kami menjamin kualitas produk tetap sesuai regulasi dan diawasi ketat di setiap tahap distribusi,” jelasnya.

Keluhan Meluas di Jawa Timur
Fenomena motor brebet hingga mogok usai mengisi Pertalite sebelumnya ramai dikeluhkan warga di Surabaya dan sejumlah daerah lain seperti Sidoarjo, Gresik, Tuban, Bojonegoro, Jember, dan Malang.

Beberapa pengguna mengaku motor mereka tiba-tiba tersendat atau mati total setelah pengisian Pertalite di SPBU tertentu.

“Saya biasa isi di Shell, tapi karena kosong akhirnya isi Pertalite di SPBU Mastrip Kedurus. Setelah itu motor sering brebet dan mogok,” ujar Ginanjar (38), warga Surabaya.

Pengemudi lain, Arianto Deni (29) asal Sidoarjo, juga mengalami hal serupa setelah mengisi di SPBU Medaeng. “Tarikan gas jadi berat seperti ada campuran air. Saya sudah lapor ke Pertamina,” katanya.

Hingga kini, baik pemerintah kota maupun kepolisian masih menelusuri penyebab pasti fenomena tersebut. Pemeriksaan lanjutan terhadap sampel Pertalite dari beberapa SPBU lain di Surabaya dijadwalkan dilakukan pekan depan.