Surabaya, Bacatrend.com – Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Listyo Sigit Prabowo, pimpin Upacara Hari Juang di Monumen Perjuangan Polisi Istimewa di Kota Surabaya, dan membacakan teks proklamasi yang dibacakan oleh M. Jasin, Rabu (21/8/2024).

Hadir dalam kegiatan tersebut pejabat utama (PJU) Mabes Polri, pejabat utama (PJU) Polda Jatim, Purnawirawan Polri serta Forkopimda Jawa Timur.

Kepala Pusat (Kapus) Sejarah Polri, Brigjen Pol Hari Nugroho, menjelaskan, Hari Juang ini sudah di teliti sejak 14 tahun yang lalu, oleh Komjen Pol. (purn) Arif Bayunadi, secara intensif beliau melaksanakan FGD dan Sarasehan, kemudian membuat naskah akademik untuk hari juang ini dan pada tanggal 22 Januari 2024 terbit kepuasan Kapolri tentang Hari Juang Polri.

Baca ; Kapolri Cup 2024, Basketball Semeru Polda Jatim Raih Runner-up

“Memang ada beberapa hari bersejarah yang memang harus diangkat oleh kepolisian, terkait dengan perjuangan kepolisian jaman dulu, kalo yang kita tau dari semua kolosal tadi bahwa semua elemen masyarakat pasti akan ikut berjuang,” kata Kepala Pusat (Kapus) Sejarah Polri, Brigjen Pol Hari Nugroho.

Hari Nugroho menjelaskan, Polri memang belum memiliki Hari Juang, dibanding dengan TNI tiga matra yang sudah memiliki hari bersejarah masing-masing.

Selain itu, Kapus Sejarah Polri juga mengatakan terkait dengan korelasi dengan hari sejarah lain seperti peringatan 10 November dan 17 Agustus. Semua peristiwa bersejarah ini berawal dari kemerdekaan 17 Agustus, kemudian tanggal 20 Agustus, M. Jasin mengadakan rapat dengan anggotanya untuk mengambil sikap Polisi mau seperti apa.

“Diputuskan bahwa tanggal 21 akan mengucapkan semacam sumpah atau bentuknya Proklamasi Polisi, bahwa sekarang Polisi adalah Polisi Republik Indonesia,” jelasnya.

“Kemudian tanggal 21 itu juga menjadi perjuangan polri berikutnya, yaitu mulai ada perlawanan berupa pelucutan senjata, kemudian membagi-bagikan senjata, mengirim senjata ke wilayah lain untuk membantu perjuangan dan menurunkan bendera Jepang, menaikkan bendera merah putih dan seterusnya sampai dengan peristiwa 10 November,” lanjut dia.

Untuk memperingati momen tersebut, Brigjen Pol Hari Nugroho, menyebut dalam nilai-nilai perjuangan M. Jasin dapat ditiru oleh generasi penerus Polri.

“Beliau kan orang yang humanis, kalo kita liat di cerita atau beberapa buku literatur, beliau juga mengamankan orang Belanda pada saat kejadian peperangan tahun itu, kemudian beliau juga sosok yang pemberani dan dari segi agama beliau juga adalah orang yang taat beragama,” tutup dia.

Usai pelaksanaan upacara peringatan Hari Juang Polri, dilanjut dengan drama kolosal perjuangan Polisi Istimewa dan penyobekan bendera Belanda, merah putih biru yang terpasang di hotel yamato.

Drama kolosal ini diperankan oleh para pecinta sejarah dari berbagai komunitas yang ada di Surabaya.