Bacatrend, Jakarta – Isu perombakan kabinet Presiden Prabowo Subianto semakin santer terdengar.

Sejumlah pengamat politik menilai bahwa reshuffle diperlukan untuk meningkatkan efektivitas pemerintahan, terutama terkait beberapa menteri yang dinilai kontroversial dan menjadi beban bagi kabinet Merah Putih.

Pengamat politik Jamiluddin Ritonga menyebutkan bahwa ada tiga menteri yang kerap menimbulkan kontroversi dan berpotensi merusak citra pemerintahan Prabowo.

“Setidaknya ada tiga menteri yang bermasalah dan kerap kontroversial,” ujarnya.

Ia menyoroti Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebagai figur yang sebaiknya dievaluasi.









Di sisi lain, Istana Kepresidenan menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada pembahasan resmi terkait reshuffle kabinet.

Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menyatakan bahwa Presiden Prabowo terus memantau kinerja para menterinya dan memberikan catatan bagi mereka yang perlu meningkatkan performa.

“Alhamdulillah sampai hari ini belum ada pembahasan mengenai reshuffle,” katanya.

Partai Gerindra sebagai partai utama pendukung Prabowo juga angkat bicara.

Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengingatkan para menteri untuk bekerja lebih aktif dan seirama dengan visi Presiden.

“Sejauh ini saya belum mendapatkan informasi tentang pandangan dan pemikiran tersebut dari presiden. Sejauh ini belum,” ujar Muzani.

Ia menegaskan bahwa para menteri harus selangkah dengan Presiden Prabowo dalam menjalankan pemerintahan.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, memperingatkan bahwa reshuffle harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak berdampak negatif pada stabilitas pemerintahan.

“Tergantung kementerian dan menteri yang di-reshuffle, jangan sampai pak Presiden Prabowo salah reshuffle orang,” ujarnya.

Dengan semakin kuatnya spekulasi reshuffle, publik menunggu langkah Presiden Prabowo dalam menentukan arah pemerintahan ke depan.

Apakah reshuffle benar-benar akan terjadi dalam waktu dekat atau hanya sekadar isu politik yang menghangatkan suasana? Semua masih menjadi tanda tanya besar.