Bacatrend, Surabaya – Di balik gemerlapnya Idul Adha tahun ini, ada kisah yang begitu menyentuh—kisah Raizel dan Yuki, dua bocah Sekolah Dasar yang bukan hanya merayakan hari raya, tetapi juga menjalankan ibadah kurban dengan cara yang luar biasa!

Dengan tangan mungil yang penuh semangat, mereka membawa celengan tanah liat berbentuk sapi yang telah menemani perjalanan mereka menabung selama dua tahun. Bukan sekadar wadah uang, celengan itu menyimpan impian kecil yang akhirnya berubah menjadi kebahagiaan besar.

Di bawah langit Surabaya yang cerah, mereka melangkah dengan penuh percaya diri menuju penjual hewan kurban di Jalan Medokan Semampir, Sukolilo.

Diiringi senyum bangga dan tatapan haru kedua ibu mereka, Qinanti dan Gianina, mereka mendekap celengan erat-erat seolah menyampaikan pesan bahwa usaha kecil bisa bermakna besar.

Lalu, tibalah momen yang akan dikenang seumur hidup—celengan itu dipecahkan. Suara pecahan tanah liat seakan menjadi simbol perjalanan panjang mereka menabung.









Uang yang terserak di lantai segera dikumpulkan dengan tangan kecil mereka, lalu diserahkan ke penjual. Tak lama, dua ekor domba pun menjadi milik mereka—buah dari kesabaran, disiplin, dan niat yang tulus.

“Senang banget bisa kurban tahun ini, Bu!” seru Raizel dengan mata berbinar. Yuki menimpali, “Tadinya kami mau beli sepeda, tapi akhirnya uangnya buat beli domba saja. Lebih senang!”

Melihat ketulusan anak-anak mereka, Qinanti dan Gianina tak kuasa menahan haru.

“Kami sangat bangga dan mendukung keinginan mereka. Ini mengajarkan mereka arti berbagi dan berkurban sejak dini,” ujar Qinanti dengan suara yang sedikit bergetar.

Gianina pun menambahkan, “Mereka sangat disiplin menabung. Kami hanya membimbing dan mendukung.”

Kisah Raizel dan Yuki bukan hanya tentang kurban, tetapi tentang hati yang tak mengenal batas usia untuk memberi.

Dengan celengan tanah liat sederhana, mereka telah mengajarkan kepada dunia bahwa niat yang tulus dan keinginan berbagi adalah kekuatan sejati yang mampu menerangi banyak hati.