Bacatrend, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tengah mencari keberadaan mantan Ketua DPRD Jawa Timur, Kusnadi, yang diduga menghilang setelah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus korupsi dana hibah APBD Jawa Timur periode 2019–2022.

Kusnadi terakhir terlihat pada Rabu, 4 Juni 2025, sebelum keluarganya melaporkan bahwa ia tidak bisa dihubungi selama beberapa hari.

Kronologi Hilangnya Kusnadi
Kusnadi dilaporkan hilang setelah meninggalkan rumahnya di Balongbendo, Sidoarjo, bersama tiga orang temannya.

Ia disebutkan hendak melakukan survei lokasi usaha di Madura. Namun, sejak saat itu, ia tidak bisa dihubungi, dan keluarganya akhirnya melaporkan kehilangan tersebut ke pihak kepolisian.

Pada Senin, 9 Juni 2025, Kusnadi ditemukan di Tanah Merah, Bangkalan, Madura. Putranya, Teddy Kusdita Kunong, mengungkapkan bahwa ayahnya ditemukan oleh warga setempat yang mengenali wajahnya dari unggahan media sosial.









KPK Berkoordinasi dengan Aparat Penegak Hukum
Menanggapi kabar hilangnya Kusnadi, Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, menyatakan bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan aparat penegak hukum untuk menemukan keberadaan Kusnadi.

“KPK akan berkoordinasi dengan APH terkait, dan berharap saudara Kusnadi bisa segera ditemukan,” ujar Budi Prasetyo.

Budi menegaskan bahwa keberadaan Kusnadi perlu segera ditemukan agar proses hukum dapat berjalan dengan efektif.

Sebelumnya, KPK telah beberapa kali memanggil Kusnadi untuk menjalani pemeriksaan terkait kasus korupsi dana hibah APBD Jatim.

Kasus Korupsi Dana Hibah APBD Jatim
Kasus korupsi dana hibah APBD Jatim ini telah menjerat 21 tersangka, termasuk Kusnadi.

Dari jumlah tersebut, empat tersangka berperan sebagai penerima suap, sementara 17 lainnya sebagai pemberi suap.

Penyidikan perkara ini merupakan pengembangan dari operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Wakil Ketua DPRD Jatim, Sahat Tua P. Simandjuntak, pada September 2022.

Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur Rahayu, mengungkapkan bahwa kasus ini melibatkan anggaran Rp1–2 triliun, dengan potensi kerugian negara yang signifikan.

Dana hibah tersebut diduga disalurkan kepada kelompok masyarakat dengan skema suap, di mana setiap kelompok menerima sekitar Rp200 juta, namun sebagian besar proyek yang diajukan diduga fiktif.

Klarifikasi Kusnadi
Setelah ditemukan, Kusnadi membantah bahwa dirinya melarikan diri atau berusaha menghindari KPK.

Ia mengaku pergi ke Madura untuk menjalani pengobatan alternatif terkait penyakit kanker getah bening yang dideritanya.

“Saya nggak diculik, nggak melarikan diri, saya cuma kehabisan baterai HP. Itu saja,” ujar Kusnadi saat memberikan klarifikasi di Polsek Balongbendo, Sidoarjo.

Meski demikian, KPK tetap berupaya memastikan kehadiran Kusnadi dalam proses hukum yang sedang berjalan.

Apakah Kusnadi akan segera memenuhi panggilan KPK? Publik masih menunggu perkembangan lebih lanjut terkait kasus ini.