Jejak Pemuda Desa Disudut Indonesia Tembus Beasiswa 13 Universitas Ternama Dunia
Bacatrend, Riau – Di sebuah desa kecil yang mungkin tak pernah disebut dalam peta besar dunia, Bondar Tanjung Baru, Kabupaten Rokan Hulu, lahirlah seorang pemuda dengan impian sebesar cakrawala.
Sammy Andrean Hasudungan Sagala, putra dari pasangan petani sawit, Suryanto Sagala dan Christina br Sianturi, telah membuktikan bahwa tekad yang membara mampu mengantarkan seseorang menembus batas-batas dunia.
Tak sekadar mimpi yang dipupuk dalam diam, Sammy berlari kencang mengejar harapan, hingga akhirnya diterima di 13 universitas ternama dunia melalui jalur Beasiswa Indonesia Maju Afirmasi.
Sebuah pencapaian luar biasa yang mengangkat nama seorang anak desa menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia.
Perjalanan akademik Sammy bukanlah kisah biasa. Ia memulai pendidikan dari tempat yang sederhana TK Humala Tambusai Rohul, lalu melanjutkan ke SDN 007 Tambusai Rohul, sebelum akhirnya menapaki SMP Santa Maria Pekanbaru.
Namun, langkahnya semakin tegap saat ia memilih SMA Unggul Del Kabupaten Toba, sekolah yang dikenal dengan pendidikan berkualitas dan disiplin tinggi.
Dari sanalah bakatnya diasah, kecerdasannya dipoles, dan mimpinya semakin kokoh.
Kini, impian yang ia ukir sejak kecil bukan lagi sekadar angan. Sammy resmi menjadi mahasiswa di University of British Columbia Vancouver, Kanada, mengambil jurusan Teknik Kimia (Mechanical Engineering).
Ia tidak hanya membawa ilmu dari Indonesia ke dunia, tetapi juga semangat yang membara untuk kembali membangun negeri.
“Saya ingin menunjukkan bahwa walaupun anak dari desa, saya dapat bersaing untuk menempuh pendidikan di luar negeri dengan jalur beasiswa dari pemerintah. Saya berharap juga buat anak-anak generasi Indonesia, ayo sama-sama menuntut ilmu dan berkontribusi buat negara sendiri,” ujar Sammy penuh semangat.
Di usia 17 tahun, Sammy telah menorehkan sejarah, membuktikan bahwa latar belakang bukanlah penghalang, tetapi justru cambuk untuk maju.
Kedua orang tuanya, Suryanto Sagala (51 tahun) dan Christina br Sianturi (52 tahun), tak bisa menyembunyikan rasa haru dan bangga atas perjalanan luar biasa putra mereka.
“Kami sebagai orang tua sangat senang karena anak kami mendapatkan beasiswa ke luar negeri dan dapat jurusan yang terbaik,” ujar Suryanto Sagala.
Sammy tak hanya mengukir prestasi, tetapi juga menyalakan api inspirasi bagi anak-anak desa yang bermimpi tinggi. Ia ingin menggenggam ilmu terbaik dan suatu hari nanti kembali untuk berkontribusi kepada Indonesia.
Kisahnya bukan sekadar cerita sukses, tetapi sebuah bukti bahwa tekad, kerja keras, dan mimpi besar mampu mengubah nasib seseorang, membawa seorang anak desa menuju pentas dunia.
*tulisan disadur dari web ppid.riau.go.id
Tinggalkan Balasan