Bacatrend, Bojonegoro – Kubur Kalang merupakan salah satu peninggalan sejarah yang mencerminkan tradisi penguburan masyarakat Kalang, sebuah kelompok etnis yang pernah mendiami wilayah Jawa Timur dan sekitarnya.

Situs ini menjadi bukti penting dari praktik budaya yang telah berlangsung selama berabad-abad.

Asal Usul dan Sejarah Kubur Kalang
Menurut penelitian arkeologi, Kubur Kalang diperkirakan berasal dari abad ke-14 hingga ke-15 Masehi.

Tradisi penguburan ini menunjukkan bahwa masyarakat Kalang memiliki sistem pemakaman yang unik, di mana jasad dikuburkan dengan batu besar di atasnya serta berbagai benda berharga sebagai bekal kubur.

Sejarawan Aries Trio Effendy menyebutkan bahwa Suku Kalang adalah kelompok masyarakat yang hidup mengasingkan diri di hutan dan memiliki keahlian dalam seni kriya, termasuk pembuatan perhiasan emas, perak, dan perunggu.









Mereka juga dikenal sebagai pengelola hutan sejak era Majapahit, sebagaimana tercatat dalam kitab Negarakartagama.

Keunikan Kubur Kalang
Kubur Kalang memiliki ciri khas berupa susunan batu yang membujur dari timur ke barat. Selain itu, beberapa makam ditemukan dalam kondisi tidak beraturan, yang menunjukkan adanya variasi dalam praktik pemakaman.

Dalam survei arkeologis yang dilakukan di situs Kubur Kalang di desa Kawengan dan desa Tanggir, Bojonegoro, ditemukan keterkaitan antara tradisi penguburan ini dengan kehidupan masyarakat Kalang yang pernah menghuni Pegunungan Kendeng.

Ancaman dan Upaya Pelestarian
Sayangnya, banyak situs Kubur Kalang yang mengalami penjarahan dan kerusakan akibat kurangnya perhatian terhadap pelestarian warisan budaya.

Komunitas pelestari sejarah di Blora dan Bojonegoro berupaya menjaga situs-situs ini agar tetap terawat dan dapat menjadi sumber penelitian lebih lanjut.

Kubur Kalang bukan sekadar peninggalan sejarah, tetapi juga cerminan dari identitas budaya yang hampir terlupakan.

Upaya pelestarian dan penelitian lebih lanjut sangat diperlukan agar generasi mendatang dapat memahami warisan leluhur mereka.