Bacatrend, Surabaya – Di sudut kandang yang teduh, di bawah temaram sinar matahari pagi, berdiri sosok megah bernama Bruno Gemoy, seekor sapi Simental.

Dengan bobot luar biasa 845 kilogram, Bruno bukan sekadar sapi biasa. Ia adalah pilihan utama Presiden Prabowo Subianto untuk menjadi hewan kurban Idul Adha 1446 H.

Bruno bukan hanya sekadar simbol keteguhan dan kegagahan, tetapi juga cerminan dedikasi dan kasih sayang seorang peternak.

“Awalnya, saat saya membelinya dari Tulungagung, beratnya hanya 300 kilogram,” kenang Suyatno, peternak asal Surabaya yang telah mengasuh Bruno dengan penuh perhatian.

“Saya berikan makanan terbaik, tambahan konsentrat, serta asupan makanan favoritnya agar ia tumbuh sehat dan kuat,” tambahnya.









Setiap hari, Bruno dimanjakan dengan fasilitas istimewa—kandang ber-AC, kipas angin, dan blower yang memastikan suhu tetap nyaman.

Lantai kandangnya dilapisi khusus agar ia bisa beristirahat dengan tenang, tanpa gangguan.

“Saya ingin ia merasa seperti raja sebelum menjalani tugas mulianya,” ujar Suyatno, matanya berbinar penuh kebanggaan.

Pilihan Presiden Prabowo terhadap Bruno bukan sekadar seleksi biasa. Ini adalah penghormatan bagi seorang peternak yang telah mencurahkan tenaga dan hati untuk merawatnya.

“Saya sangat bersyukur sapi saya terpilih menjadi hewan kurban Presiden. Ini bukan hanya kehormatan, tetapi juga mimpi yang menjadi kenyataan,” tambah Suyatno dengan suara bergetar.

Kini, langkah Bruno menuju takdirnya semakin dekat. Sehari sebelum Idul Adha, ia akan diserahkan ke pihak kepresidenan, sebelum akhirnya didistribusikan ke Masjid Muhajirin Pemkot Surabaya.

Di sana, ia akan menjadi bagian dari perayaan besar, memberikan berkah bagi masyarakat yang menantikan momen suci ini.

Bruno Gemoy bukan sekadar hewan kurban, ia adalah lambang harapan, pengorbanan, dan penghormatan.

Ia telah menempuh perjalanan panjang dari Tulungagung hingga Surabaya—dan kini, menuju bab terakhirnya yang paling berarti. Dengan gagah, ia akan melangkah menuju sejarah.