Jawa Timur (Jatim) menerima 1,7 juta dosis vaksin Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dari Kementerian Pertanian (Kementan). Sebanyak 870.000 dosis mulai didistribusikan ke 38 kabupaten/kota pada Selasa (13/02), sebagai tindak lanjut status darurat bencana non-alam PMK yang ditetapkan Januari lalu.

Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono, menyerahkan vaksin secara simbolis kepada lima daerah: Pamekasan, Kediri, Bojonegoro, Probolinggo, dan Pasuruan. “Kami mendapat dukungan vaksin 1,7 juta dosis dari Kementan. Hari ini didistribusikan 520.000 dosis, dan tahap kedua 350.000 dosis,” kata Adhy.

Jatim telah memiliki total 2,2 juta dosis vaksin PMK. Namun, kebutuhan vaksin tahunan mencapai 6,6 juta dosis. Adhy mengimbau pemerintah kabupaten/kota mengalokasikan APBD untuk penanggulangan PMK, dan mengajak peternak melakukan vaksinasi mandiri dengan vaksin terjangkau dari Pusvetma.

“Target kami adalah masyarakat yang memiliki ternak secara mandiri harus kita bantu. Sementara dari Pusvetma Kementan itu menjual vaksin sangat murah. Daripada melihat nilai jual sapi atau kambing yang mahal lebih bagus alokasikan sedikit untuk menyelesaikan PMK,” tutur Adhy.

Upaya ini sebagai dukungan Jatim sebagai Lumbung Ternak dan Pangan Nasional. Jatim memiliki populasi sapi potong dan perah terbanyak di Indonesia, sehingga penanganan PMK di Jatim berdampak nasional.









“Kami memastikan langkah dari Kementan RI kita lakukan. Kalau ternak di Jatim itu selesai vaksinasinya maka berdampak ke provinsi lain,” ujar Adhy.

Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, Agung Suganda, mengatakan bantuan vaksin ini adalah komitmen pemerintah pusat dan daerah dalam pengendalian PMK. Ia mengapresiasi Pemprov Jatim yang telah menetapkan status darurat bencana non-alam sehingga dapat mengakses anggaran untuk pengadaan vaksin.

Selain vaksin PMK, didistribusikan juga obat-obatan untuk penanganan PMK dan penyakit ikutannya, yaitu 10.000 botol Analgesik, 11.000 botol Antihistamin, 11.000 botol Vitamin ATP dan 8.500 botol Vitamin ADE.