Bacatrend, Sidoarjo – Di balik riuhnya Kota Sidoarjo, di bawah kolong jembatan yang tak pernah dijamah harapan, ada kisah yang mengiris hati.

Yusuf, seorang ayah berusia 32 tahun, mendekap buah hatinya yang masih belia, seorang bayi 11 bulan yang belum mengenal dunia selain pelukan ayahnya.

Dulu, hidupnya mungkin tak sekeras ini. Ada tawa, ada cinta, ada rumah yang membentengi mereka dari dinginnya malam.

Namun, satu per satu harapan itu menguap, meninggalkan mereka dalam sunyi yang menggema di bawah jembatan Gedangan.

Kehilangan pekerjaan, tidak mampu membayar kontrakan, dan akhirnya, terjerembab dalam nasib yang menuntunnya ke tempat yang bahkan tak layak disebut tempat tinggal.









Di sana, hanya ada Yusuf dan anaknya. Dunia mereka terbatas pada lorong gelap yang menjadi atap, dengan tanah keras yang menjadi alas.

Yusuf tak lagi mengenal nikmatnya makanan setiap hari. Bagi lelaki ini, yang paling utama hanyalah satu hal: susu untuk anaknya.

Maka, ia memilih menahan lapar, hanya makan sekali dalam seminggu, demi memastikan bayinya tetap mendapat asupan yang dibutuhkan untuk bertahan.

Namun, roda nasib yang sempat membeku itu akhirnya bergerak. Viral di media sosial, video Yusuf mengguncang hati banyak orang.

Pemerintah Sidoarjo pun turun tangan, mengirim Dinas Sosial, Satpol PP, dan berbagai instansi untuk mengevakuasi Yusuf dan anaknya dari kolong jembatan yang penuh kenangan pahit.

Sayangnya, tak semudah itu memisahkan seorang ayah dari anaknya.

Yusuf, dengan segala keputusasaannya, menolak dipisahkan dari buah hati tercintanya. Ia memilih tetap bersama—karena tanpa anaknya, ia tidak lagi punya alasan untuk bertahan.

Di tengah proses penyelamatan, keluarga yang selama ini kehilangan jejaknya akhirnya menemukan kembali Yusuf.

Naziatul, sang kakak, tak menyangka bahwa adiknya yang dulu pamit merantau kini telah menjadi berita yang mengharukan di TikTok.

Segera, keluarga besar berencana menjemput Yusuf dan membawanya kembali ke Jombang.

Mungkin hidup masih keras, mungkin dunia belum sepenuhnya berpihak, tetapi di tengah ketidakpastian itu, setidaknya Yusuf telah menemukan sesuatu yang hampir hilang, yakni sebuah harapan.