Bacatrend, Bangkalan – Di tepi jalan yang lengang, seorang pria terduduk, matanya kosong seperti layar tanpa cerita.

Kusnadi, mantan Ketua DPRD Jawa Timur sekaligus Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, baru saja ditemukan dalam kondisi yang mengiris hati.

Ia linglung, tubuhnya lelah, pikirannya seolah melayang di batas kesadaran—seperti baru pulih dari sesuatu yang tak bisa ia cerna.

Anak keduanya, Teddy Kusdita Kunong, masih tak habis pikir. Ia menerima kabar dari warga bahwa ayahnya ada di Madura, setelah sebelumnya menghilang tanpa jejak sejak Rabu (4/6).

“Saya bertanya ke bapak dari mana saja, tapi beliau hanya bingung. Tiba-tiba sudah ada di Madura, padahal rumahnya di Sidoarjo,” tuturnya, suaranya bergetar antara lega dan takut.









Bagi Teddy, ini lebih dari sekadar kehilangan sementara—ini adalah skenario yang tak masuk akal.

Kusnadi seakan dijatuhkan ke tempat asing tanpa tahu bagaimana ia bisa sampai di sana. Tubuhnya tidak memar, barang-barangnya masih utuh, tetapi pikirannya tersesat seperti ia baru keluar dari mimpi yang bukan miliknya.

“Beliau seperti orang yang kena gendam, tapi anehnya tidak ada barang yang hilang. HP, dompet, semuanya masih ada,” ucap Teddy.

Kusnadi yang biasanya tangkas kini terlihat seperti kapal yang terombang-ambing di lautan ingatan yang kabur.

Keluarga pun belum tahu apakah ini adalah penculikan, atau hanya peristiwa yang lebih besar dari apa yang bisa mereka pahami.

“Yang terpenting sekarang bapak sudah ditemukan dengan selamat,” tambah Teddy, napasnya berat namun penuh syukur.

Satu hal yang pasti, ada sesuatu yang terjadi di antara hari hilangnya Kusnadi dan momen ia ditemukan di pinggir jalan Madura.

Sebuah celah dalam waktu yang masih menjadi misteri, di mana seorang politisi senior tiba-tiba kehilangan arah tanpa jejak kekerasan atau perampokan.

Kini, Kusnadi beristirahat. Keluarga masih menunggu ia pulih dan siap menceritakan semuanya.

Apakah ia akan melaporkan kejadian ini ke polisi atau hanya ingin membiarkan semuanya berlalu? Itu akan menjadi keputusannya sendiri—karena satu hal yang Teddy yakini, “Papa tidak ada masalah dengan kesehatan mental. Hanya masalah kesehatan fisik saja.”