Bacatrend, Tulungagung – Di sudut kecil Tulungagung, dalam keseharian yang tampak begitu biasa, musibah datang tanpa ampun.

Eti Puspita Sari (38), seorang ibu yang penuh kasih, bersama putrinya, Era (7), tengah menjemput rutinitas setelah pulang sekolah.

Tanpa menyangka perjalanan mereka akan berubah menjadi kisah duka yang mengguncang hati siapa pun yang mendengarnya.

Jembatan kayu yang selama ini menjadi penghubung kehidupan mereka kini menjadi saksi bisu dari kekuatan alam yang tak terduga.

Tanpa peringatan, air bah dari hulu datang menerjang, menghempaskan segala yang ada di hadapannya.









Eti dan Era, yang masih berpegangan erat di atas sepeda motor, tersapu oleh derasnya arus, hanyut dalam gelombang yang tak memberi kesempatan untuk melawan.

Sepeda motor mereka ditemukan di lokasi kejadian, diam tanpa pengendara, seolah mengisyaratkan bahwa dua jiwa telah dibawa jauh oleh arus.

Warga sekitar, tersentak oleh kejadian tersebut, bergegas memberi kabar kepada pihak berwenang. Tim SAR gabungan pun diterjunkan, berpacu dengan waktu, menantang derasnya sungai demi satu harapan: menemukan mereka!.

Hari demi hari berlalu dengan pencarian yang tak mengenal lelah. Lalu, di pagi yang seakan berhenti sejenak untuk memberikan jawaban, warga Waduk Wonorejo melaporkan pemandangan yang mengguncang hati: satu jenazah mengapung di permukaan waduk.

Tim SAR segera bergerak, berharap tetapi juga takut akan kenyataan yang mungkin mereka hadapi.

Pukul 07.50 WIB, kenyataan itu datang. Jenazah yang ditemukan adalah Eti Puspita Sari. Ia telah menempuh perjalanan enam kilometer dari titik tenggelam, seolah waktu dan jarak menjadi perantara antara kehidupan dan kepergian.

Kini ia telah ditemukan, namun yang paling berharga bagi seorang ibu—putrinya Era—masih hilang, terselip di antara arus yang masih menyimpan misteri.

Pencarian Era terus berlanjut. Doa dan harapan menggantung di langit Tulungagung, menanti kabar yang mungkin masih terselip di antara gelombang sungai.

Tim SAR, relawan, dan warga bersatu dalam usaha yang penuh keteguhan. Hingga berita ini diturunkan, Era masih belum ditemukan.

Tapi satu hal yang pasti, harapan itu belum padam. Mereka masih mencari, masih berjuang, masih menolak menyerah pada takdir yang belum selesai.