Bacatrend, Solo – Ayam Goreng Widuran Solo bukan sekadar tempat makan biasa—ia adalah bagian dari sejarah kuliner Kota Solo yang telah bertahan sejak 1973.

Berlokasi di Jalan Sutan Syahrir, warung ini dikenal dengan ayam kampung gorengnya yang gurih, berpadu dengan kremesan renyah yang menjadi ciri khasnya.

Didirikan oleh seorang pengusaha keturunan Tionghoa bernama Indra, Ayam Goreng Widuran awalnya hanya berupa warung kecil yang menyajikan ayam goreng dengan resep turun-temurun.

Seiring waktu, popularitasnya meroket, menarik pelanggan dari berbagai kalangan—baik warga lokal maupun wisatawan yang datang ke Solo untuk mencicipi kelezatan ayam gorengnya3.

Keistimewaan Ayam Goreng Widuran terletak pada tekstur daging ayam yang sedikit basah namun tetap empuk dan gurih, serta kremesan khas yang renyah dan meleleh di mulut. Selain ayam goreng, warung ini juga menawarkan varian ayam bakar, yang tak kalah digemari oleh pelanggan.









Selama lebih dari lima dekade, Ayam Goreng Widuran menjadi destinasi kuliner favorit. Namun, baru-baru ini, warung ini terseret dalam kontroversi setelah terungkap bahwa kremesan ayamnya digoreng menggunakan minyak babi, menjadikannya non-halal.

Informasi ini pertama kali mencuat di media sosial, memicu reaksi keras dari pelanggan Muslim yang merasa tidak diberi tahu sebelumnya. Pihak manajemen akhirnya memberikan klarifikasi dan mencantumkan label “NON-HALAL” secara terang-terangan di semua outlet serta platform digital mereka