Sengkarut PPP, Dilema dari Pemilu hingga Krisis Kepemimpinan
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah menghadapi tantangan besar dalam dinamika politik nasional.
Sejak pemilu terakhir, partai berlambang Ka’bah ini mengalami berbagai gejolak, mulai dari perolehan suara yang menurun hingga krisis kepemimpinan yang belum menemukan titik terang.
PPP Pasca Pemilu
PPP mengalami penurunan suara dalam pemilu terakhir, yang berimbas pada berkurangnya kursi di parlemen.
Kondisi ini memicu evaluasi internal yang mendalam, dengan berbagai pihak di dalam partai mengusulkan strategi baru untuk mengembalikan kejayaan PPP di pemilu mendatang.
Krisis Kepemimpinan: Plt Ketum dan Muktamar yang Dinanti
Saat ini, PPP masih dipimpin oleh Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum, bukan ketua umum hasil muktamar.
Hal ini menjadi perhatian serius bagi kader dan pengurus partai. Juru Bicara PPP, Usman Muhammad Tokan, menegaskan bahwa seluruh DPW, DPC, dan DPP menghendaki ketua umum baru yang definitif melalui muktamar.
“Hari ini PPP masih dipimpin oleh Plt Ketum, bukan ketum hasil muktamar. Jadi kita semua sebagai pengurus dan kader PPP pasti berkeinginan untuk sesegera mungkin melaksanakan muktamar,” ujar Tokan.
Bursa Calon Ketua Umum: Internal vs Eksternal
Sejumlah nama telah muncul dalam bursa calon ketua umum PPP. Dari internal partai, terdapat nama-nama seperti Plt Ketum Muhammad Mardiono, M Romahurmuziy, Sandiaga Salahudin Uno, Amir Uskara, dan Taj Yasin Maimoen. Sementara dari eksternal, muncul nama-nama seperti Jenderal (Purn) TNI Dudung Abdurachman, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dan mantan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto.
Muktamar PPP: Harapan Baru atau Konflik Berlanjut?
Muktamar PPP dijadwalkan berlangsung setelah Idul Adha 2025, namun jadwal ini masih tentatif.
Tokan menegaskan bahwa tidak ada niatan untuk menunda muktamar, dan semua pihak di dalam partai memahami urgensi pemilihan ketua umum baru.
“Kami ingin memiliki waktu cukup untuk melakukan konsolidasi menyeluruh agar PPP berjaya kembali di pemilu 2029 yang akan datang,” tambahnya.
Dengan berbagai dinamika yang terjadi, PPP kini berada di persimpangan jalan.
Apakah partai ini mampu keluar dari krisis dan kembali menjadi kekuatan politik yang diperhitungkan? Jawabannya akan ditentukan dalam muktamar mendatang.
Tinggalkan Balasan