Mbok Yem, Pemilik Warung di Puncak Gunung Lawu Meninggal Dunia
Bacatrend, Magetan – Langit Lawu seolah ikut berkabung. Kabar duka datang dari puncaknya yang hening—Mbok Yem, sosok sederhana yang selama puluhan tahun menjaga rasa dan kehangatan di antara dinginnya kabut gunung, telah berpulang. Di usia 82 tahun, beliau menutup usia di kediamannya di Desa Gonggang, Magetan, Jawa Timur, pada Rabu sore, 23 April 2025.
Bagi para pendaki, Mbok Yem bukan sekadar pemilik warung. Ia adalah pelita kecil di tengah perjalanan panjang. Sosok yang menyambut dengan senyum lebar dan segelas kopi panas, di tengah udara dingin yang menggigit tulang.
Mbok Yem mulai naik turun Gunung Lawu sejak puluhan tahun lalu. Konon, awalnya beliau hanya mencari jamu. Lalu pelan-pelan, beliau menjual kopi. Hingga akhirnya, berdirilah warung legendaris di puncak Lawu. Tempat sederhana yang menjual nasi pecel, soto, mi instan, dan minuman hangat yang bagi para pendaki, terasa seperti jamuan surgawi.
Budi, salah satu relawan Gunung Lawu, mengenangnya dengan tawa kecil. “Tamuku pernah digigit monyet peliharaan Mbok Yem. Tapi beliau langsung kasih uang untuk berobat. Kami tolak, tapi itu Mbok Yem selalu punya hati untuk siapa saja,” katanya.
Perjalanan Mbok Yem bukan tanpa perjuangan. Menjelang Ramadan lalu, beliau jatuh sakit. Turun gunung, ditandu enam orang, dan sempat dirawat di rumah sakit. Ia yang biasanya naik kembali ke gunung seminggu setelah Lebaran, kali ini tak kembali lagi.
Nardi, relawan dari Candi Cetho, menyebut Mbok Yem sebagai yang pertama. Ia membuka jalan. Warungnya jadi penanda, tempat berteduh, dan titik temu bagi jiwa-jiwa yang mencari kedamaian di ketinggian Lawu.
Kini, Mbok Yem telah berpulang. Tapi jejak langkahnya tetap tertinggal di setiap tapak tanah, di setiap uap soto hangat yang disajikan, dan di hati para pendaki yang pernah singgah dan merasa pulang.
Selamat jalan, Mbok Yem. Terima kasih atas kehangatan yang tak pernah lelah kau bagi di dinginnya puncak Lawu.
Tinggalkan Balasan